Kotoran Manusia (Tai) Dalam Mimpi dan Rejeki

Kebanyakan orang menganggap mimpi sekedar bunga tidur. Sebagian lainnya menganggap mimpi hanyalah sebagai proyeksi atas alam bawah sadar. Sedangkan sekelumit lain menganggap serius sebuah mimpi. Mereka menolak jika mimpi hanyalah bonus dari tidur, selain ngorok dan ngiler. Tidak.

Kepentingan dari tafsiran golongan terakhir juga berbeda-beda, ada yang bermotif ekonomi ataupun sekedar meraba masa yang akan datang.

Jutawan 'nomer'
Untuk motif ekonomi rasa-rasanya sekarang sudah agak jarang. Soalnya, seiring pemberantasan judi 'nomer' atau yang akrab disebut togel (toto gelap), tokam (toto kampung), dan sebangsanya lenyap. Maka, tafsiran mimpi dikonversi ke nomer pun ikut hilang.

Dahulu kala, sebelum negara api menyerang... Pernah waktu judi 'nomer' sedang jaya menggelora. Ketika bandar 'nomer' hampir ada di setiap eRTe kampung gue. Tatkala rumus 'nomer' lebih seksi dari pe'er matematika. Tetangga gue, seorang bapak-bapak paruh baya, sangat gila dengan 'nomer'. Kerjaan dia setiap malam adalah duduk di bawah pohon sembari merokok berbatang-batang. Apabila orang curiga lalu iseng bertanya, dia dengan lantang biasa menjawab, "nunggu kuntilanak buat ditanyain 'nomer'." *tepok jidat

Kegilaannya terhadap 'nomer' juga merambah ke sisi kehidupan lain, sosial. Kebetulan, rumah gue nggak berjauhan dengan dia, jadi sudah pasti kita sering ketemu. Nah, kalo udah ketemu, biasanya pertanyaan utama yang diajukan adalah, "semalam mimpi apa ?" Jika semalam bermimpi kodok nahan pipis.Atau nenggak racun di pesta pernikahan mantan. Saat itu juga dengan sigap ia mengkonversi ke angka-angka. Seolah buku 'tafsir mimpi' sudah buntas dan hapal di luar kepala.

Ngomong-ngomong soal mimpi, gue juga pernah mimpi yang terbilang aneh. Sampai tulisan ini naik, gue belum pernah lagi mimpi soal hal ini : Mimpi kotoran manusia atau tai.

Banyak yang bilang kalo mimpi kotoran manusia atau tai akan mendapatkan rejeki nomplok. Gue sih iyak aja, tetapi sembari browsing. Emang bener, banyak dari website-website tafsir mimpi dan sebangsanya seiya-sekata : tai = rejeki. Cuma di kasus gue agak berbeda. Terkadang kalo inget-inget kejadian itu, gue jadi agak sedap-sedap ngeri.

Jadi, belasan jam sebelum gue mimpi tokay a.k.a telek a.k.a tinja a.k.a tai, gue sedang perjalanan pulang usai meliput ground breaking proyek salah satu BUMN. Waktu itu hujan gerimis centil, becek, bising, dan macet. Standar Jakarta sore hari yang penuh dengan stres. Keadaannya ngga jauh beda dengan gue kala itu, lelah, stres, ngantuk, kucel, dan bau. Bayangan yang muncul di kepala gue adalah bantal, guling, dan kasur.

Tepat di kisaran daerah Jatinegara, Jakarta di tempat gue melintas, kejenuhan tadi berubah menjadi kegembiraan. Iya, soalnya gue nemu duit ! Emang sih nggak sampe sekoper, tapi seenggaknya hiburan dikala susah.

Duit
Aneh bin ajaib, duit yang gue temuin juga sama sekali nggak basah dan kotor. Karena kalo lihat keadaan macet plus hujan, pastilah dalam seseruputan gelas kopi duit itu nggak layak belanja. Tapi karena gue 'selamatkan', nggak mungkin hal itu terjadi.

Prediksi gue sih, duit itu jatuh dari kantong pengendara lain. Tapi, lagi-lagi, anehnya nggak ada yang melihat. Padahal waktu itu jalanan macet gila, kira-kira kecepatan 20km/jam. Ya wajar juga sih, kalo berkendara jarang banget liat kebawah. Tapi memang benar kata orang tua dulu, ada tiga perkara yang nggak bisa ketuker : rezeki, jodoh, dan umur. Dalam hal ini ya rejeki duit 'nemu' tadi.

Karena nggak mungkin check dan re-check duit tadi on the spot, gue pun membukanya di tempat lain yang masih bernama jati, Kramat Jati. Rasa penasaran gue paksa bungkam sementara.

Sesampainya di tempat, perlahan gue jembreng duit yang menggulung berwarna merah itu dan gue hitung. Jreng ! Semuanya berjumlah setengah juta, tanpa cacat, kotor, apalagi palsu. Nggak pake lama, sepuluh persen dari duit itu nyemplung kedalam kotak amal masjid.

Standar deh, namanya orang baru dapat duit gimana gitu... Tadinya sebal jadi sumringah. Tidur pun nyenyak.

Emang malam itu tidur gue nyenyak, tapi tidak dengan mimpi gue. Mimpi dalam tidur gue sama sekali jauh dari kata indah. Gue mimpi membersihkan kotoran manusia/tai yang ampun-ampunan banyaknya nggak ketulungan. Kotoran itu menuhin ruangan dan setinggi dengkul pria dewasa. Anehnya dalam mimpi itu, tak peduli seberapa kuat gue berusaha bersihin, tai itu terus-menerus datang.

Karena gue takut, gue pun kebangun !

Kalo emang mimpi tai ada kaitannya sama uang, bisa terbayang bakal mimpi apa gue kalo nemu duit satu milyar. Barangkali seluruh dunia berubah jadi tai... Hahaha... Termasuk elu dan keluarga lu.

Tapi kan mimpi seharusnya memproyeksi masa depan, tapi kenapa ini justru sesudahnya. Aneh.

Berselang satu hari dari mimpi, gue ditelepon teman satu kerja di tempat lama. Isi dari pembicaraan itu intinya, gue disuruh jenguk dia yang lagi sakit pasca operasi usus buntu. Gue pun oke, kebetulan juga ada 'rejeki' buat sekedar bawain buah dan susu.

Suster
Sesampainya di sana, dengan jinjingan buah dan susu tentunya, gue liat temen gue yang tepar dan lemah. Maklum abis operasi. Alhasil, selain nemenin ngobrol dan bercanda, gue juga merangkap sebagai penjaga orang sakit. Soalnya dia sebatang kara di Jakarta, sedangkan semua keluarganya ada di Padang. Dia merantau sendiri ke Jakarta.

Apes emang namanya penjaga orang sakit, seluruh kebutuhan si sakit mau-nggak mau harus dipenuhi. Termasuk hal-hal kotor di seputar selangkangan. shitttt ! 

Bener aja, temen gue ini mau be'ol. Soalnya udah beberapa hari dia di suruh puasa, dan dilarang makan sebelum kentut atau be'ol. Dia pun minta tolong gue... Asem. Pada awalnya gue mencoba ngeles untuk minta bantuan ke penjaga rumah sakit yang kebetulan ada di sana. Cuma dia dengan lempeng menjawab, "mas aja, mas kan saudaranya !"

Sompreeeettt... Maklum deh nasib dirawat di Rumah Sakit Pemerintah, susternya pada berani ! Dalam hati gue cuma ngedumel, "begini nih kalo merasa yang gaji bukan pasien !"

Seperbatangan rokok habis, gue pun membimbing teman gue menuju kamar mandi. Semenit sampai dua menit temen gue mejen di kamar mandi, masuk giliran peran gue. Nyebokin ! Duh, orang tua di rumah aja belum pernah di service macam gini, ini kok orang lain.

Ada perasaan jijik sekaligus geli yang merayap. Pelan-pelan gue basuh lubang 'limbah' yang tanpanya manusia bisa mampus. Kemudian gue siram setelahnya dengan perasaan yang sama. Setelahnya lega di kedua belah pihak. Teman gue puas, gue berhasil menuntaskan tugas. Tidak ada ketakutan setelahnya, semuanya biasa saja seperti semula.

Usai pertarungan melawan 'kengerian' dan berbasa-basi, gue pun pulang. Di perjalanan pulang, gue mencoba menarik benang merah dari rentetan peristiwa yang baru aja terjadi. Mungkin lho... mungkin. Duit yang gue temuin itu bukanlah rejeki gue seorang, tetapi ada hak orang lain yang menunggu di sana. Barangkali, Tuhan gue, Allah SWT, memberikan gue 'uang muka' buat membantu orang lain. Ya itu tadi, jasa membersihkan pantat...

Komentar

  1. Sands Casino in St. Louis | Gaming in the St. Louis
    Welcome to the Sands Casino in St. Louis, our Casino with febcasino St. Louis Gaming. Our casino has a wide variety of games ranging from 샌즈카지노 Blackjack, kadangpintar Roulette,

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar. Tetapi ingat, hargai pengunjung lain dengan sopan dalam berkomentar.