![]() |
Maaf, model yang jauh dari imut ini saya comot dari sini |
Awal kemunculan "alay" sering dilekatkan kepada mereka-mereka yang gagal secara penampilan atau tidak berpatokan secara umum. Hal itu bisa berupa gaya pakaian, rambut, ber-pesan pendek, dan sebagainya.
Seiring kadar penggunaan yang kian masif, "alay" berkembang untuk diterapkan ke segala hal yang menurut si pengucap tidak sesuai selera.
Karena konotasinya yang negatif tersebut, kata ini berbahaya
apabila dilekatkan kepada seseorang, terutama bagi yang kurang PD (Percaya Diri). Kata ini menjadi alat hebat untuk menghukum sekaligus mengucilkan seseorang. Terutama, ketika telah diamini oleh banyak orang. Maka biasanya si korban akan minder dan segan bergaul.
Padahal mereka-mereka yang disebut "alay" seringkali menjadi oase di tengah "kekeringan" inovasi dan hal baru. Keumuman membuat kita "mem-beo", "mem-bebek", meng-iya, berbaris, layaknya barang pabrik yang diciptakan harus sama.
"Alay" bisa menjadi pendobrak keumuman dalam kesendiriannya. Percaya-tidak percaya, boleh jadi kaum "alay" adalah inovator yang belum mendapatkan kepopuleran saja.
"Alay" bisa menjadi pendobrak keumuman dalam kesendiriannya. Percaya-tidak percaya, boleh jadi kaum "alay" adalah inovator yang belum mendapatkan kepopuleran saja.
Alay anak layangan.. Atau hampir sama dengan nakna berpesta ria.. Menyambut datangnya musim kemarau biasanya,. Yg menyebabkan merah pada rambutnya karna teriknya matahari atau zeus,
BalasHapus