Mengenali Pengidap Narsis

Artikel ini tidak ditulis oleh seorang yang berkompeten atau memiliki latar belakang di bidang psikologi. Tulisan ini hanyalah olahan dari kumpulan banyak artikel yang bertebaran di internet.

Siapa sih yang nggak tau narsis ? Itu lho yang hampir setiap hari selfie, mau berak selfie, mau makan selfie, pokoknya dikit-dikit posting selfie. Bukan, bukan, bukan. Di artikel ini nggak akan bicarain orang yang gila selfie (ada sih sedikit). Artikel ini akan berbicara tentang narsis dalam pengertian psikologi.

selfie
Kata narsis berasal dari tokoh mitologi yunani yang bernama narkissos (latin : narssisus). Diceritakan bahwa Narkissos merupakan pria yang sangat tampan dan banyak disukai. Mengenai ceritanya ada dua versi. Narkissos yang disukai wanita bernama Ekho dan tidak berbalas. Sedangkan yang lain Narkissos yang disukai pria bernama Amenias dan tidak berbalas pula. Kedua cerita ini memiliki kemiripan ending, keduanya mengutuk Narkissos untuk mencintai bayangannya sendiri hingga menjemput ajal. Tragis.

Di kehidupan kita sehari-hari, tanpa disadari, banyak orang yang mengidap narsis. Apakah itu di rumah, di pekerjaan, atau di lingkungan pergaulan. Individu yang memiliki kecenderungan narsis mempercayai bahwa dunia beserta seisinya memperhatikan atau mengelilingi mereka. Seorang narsis juga memiliki keyakinan tidak realitistis atas kehebatan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya harus diperlakukan dengan spesial setiap waktu. Kondisi ini dicirikan dengan rendahnya kemampuan untuk bersimpati kepada orang lain, serta hasrat untuk tetap berfokus kepada diri sendiri setiap waktu. Manifestasinya bisa berupa congkak, egosentris, "perengek", dan manipulatif.

Seorang narsis memiliki kecenderungan kepercayaan diri yang tinggi. Tetapi jika diperhatikan, kepercayaan diri seorang narsis akan berbeda dari seseorang yang PD, yang biasanya bersikap rendah hati. Kendati demikian, dibawah alam sadar seorang narsis memiliki rasa ketidakamanan atau bahkan rasa aman yang berlebihan di lain sisi. Oleh sebab itu, ketidakamanan membuat seorang narsis cenderung defensive ketika kepercayaan dirinya diusik. Bahkan terkadang, di titik lainnya, seorang narsis memiliki gaya hidup yang sensasional atau bahkan impulsif. 

Barangkali sebanyak apapun seorang narsis di luar sana tidak akan menjadi soal apabila tidak pernah masuk dalam ranah pribadi. Namun yang jadi persoalan adalah apabila seorang narsis dekat dengan kita, terlebih secara emosional. Pasti menyebalkan. Nah, berikut beberapa ciri-ciri seorang narsis.

1. "Lu Narsis Ya ?" 
Jika jawabannya ya, maka sangat besar berpeluang bahwa dirinya adalah seorang narsis. Karena pada beberapa dekade lalu, para psikolog menciptakan sebuah cara untuk mengidentifikasi narsis dalam diri seseorang. Maka dibuatlah daftar pertanyaan yang dinamakan Narcissistic Personality Inventory dalam sebuah survei. Survei ini berisikan 40 pertanyaan untuk mengidentifikasi narsis.

Cinta Diri Sendiri
Tetapi baru-baru ini, dunia psikologi juga mengembangkan apa yang disebut single-item narcissism scale. Secara garis besar cara baru ini hanya menanyakan "apa yang menyebabkan kamu setuju dengan pernyataan ini - Saya Narsis". Hal yang mengejutkan bahwa survei yang panjang dan pendek tadi memiliki kesamaan yang identik. 

Penelitian ini menyimpulkan bahwa seorang narsis tidak ragu untuk menyatakan dirinya egois, fokus diri sendiri, dan berlebihan dalam menganggap kemampuan diri sendiri. Jadi apabila ada orang yang sangat membangga-banggakan diri sendiri, maka tanyakan saja langsung kepadanya. Lu Narsis ya ?

2. Doyan Menjatuhkan Nama
Seorang narsis jarang menceritakan orang lain, kecuali untuk menjelek-jelekan mereka. Mengapa demikian ? Mereka menginginkan dirinya diasosiasikan dengan kekuatan, keindahan, atau ketenaran. Perbuatan tersebut tidak terbatas pada seseorang, tetapi merambah kepada institusi, brand, dan event. Mereka selalu menjelekan hal tersebut dengan frekuensi yang sangat sering.

3. Mengedit Selfie
Ini hal yang mengejutkan sekaligus agak aneh. Pada penelitian di tahun 2014, sebanyak 1000 laki-laki dari banyak negara yang memainkan sosial media ditemukan bahwa : Mereka yang memiliki narsis tinggi memiliki tiga hal. Pertama, mereka mempergunakan rata-rata waktu terbesar di socmed. Kedua, memposting banyak selfie, dan terakhir, mengedit selfie tersebut.

4. Mereka Meninggikan Diri Sendiri dan Menjatuhkan Yang Lain
Biasanya narsis akan merasa kurang dihargai atas bakat, kehebatan, dan kelebihan dalam diri lainnya apabila belum ada yang memujinya. Oleh sebab itu apabila prestasi atau pengakuan atas dirinya belum didapat, maka biasanya si narsis akan menjatuhkan yang lainnya untuk terlihat hebat.

5. Defensif Atas Kritik
Mereka sama sekali tidak akan peduli apabila dirinya disukai orang lain. Apakah kecantikannya, karyanya, ataupun prestasinya. Tetapi mereka akan luar biasa gila apabila kehebatannya tersebut dikritik oleh orang lain. Mereka akan luar biasa marah.

Narsis ?
6. Segala Untuknya Adalah Yang Ter-Ter-Terbaik 
Karena kecintaan yang berlebihan kepada diri sendiri, seorang narsis tidak akan mau tersentuh oleh hal yang biasa-biasa saja. Tentu dengan pertimbangan yang non-logis, lebih bersifat prestisius. Mereka hanya mau menyambangi jasa-jasa perawatan, kesehatan, dan legal yang ekslusif. Begitu juga gaya hidup dan pekerjaanya. Maka tak heran ketika apa yang ia punya tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan, seorang narsis cenderung berlaku manipulatif.

7. Kesulitan Dalam Berkomitmen
Seorang narsis tahu cara untuk memikat. Mereka sangat percaya diri untuk menarik perhatian seseorang kedalam diri mereka. Mereka seperti magnet. Sampai pada titik tertentu seorang korban baru sadar ada yang mencurigakan dalam diri si narsis.

Seorang narsis biasanya melihat hubungan yang dilandasi oleh pandangan yang (terlalu) ideal. Biasanya seorang partner narsis akan terbuang setelah si narsis sadar akan tiga hal. 1) Parter narsis telah dikupas seluruhnya, yang mana impian narsis tidak seperti yang dibayangkan. 2) Resiko hubungan yang terlalu berbahaya. 3) Seseorang yang lebih baik telah datang. Selain itu, hal tersebut diperkuat oleh penelitian 2002 yang menyatakan bahwa narsis berpikir bisa lebih baik, dalam hal ini mencari pasangan. Tentu mereka akan memiliki banyak "alternatif".

8. Rencana dan Control (Bossy)
Seorang narsis tidak menyukai ketergantungan terhadap seseorang atau resiko penolakan. Mereka adalah tipikal seseorang yang tidak meminta secara langsung. Mereka menggunakan pendekatan untuk memuluskan rencananya. Inilah yang membuat narsis merasa spesial. Ketika memiliki partner, segalanya adalah apa yang menjadi hasrat dan keingininannya. Baginya di luar itu tidak ada yang menyenangkan.

9. Berpura-pura Sama
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita nyaman dengan seseorang yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu. Akan menyenangkan apabila kita bertukar pikiran dengan seseorang yang memiliki kesamaan ide dan ketertarikan. Karena tidak ada perbedaan, maka tidak ada pula kekecewaan, dan disitu tidak ada pula ketidaknyamanan. Karena hal itu pula si narsis akan memaksakan untuk sama terhadap ide dan ketertarikan partnernya. Dirinya terobsesi akan "kembaran" terhadap partnernya ketimbang hal yang disebut "terkait."

10. Empati Untuk Kesan Pertama
Ketika seorang narsis berinteraksi, sering ditemukan betapa perduli dan empatinya dia. Mungkin beberapa orang akan menganggap bahwa itu semua hanya sirkus. Tidak. Kebanyanyakan mereka bernar-benar sangat empati dan menjadi pendengar yang sangat baik. Akan tetapi perhatikan ketika dia memikiran sesuatu dan sangat berarti baginya. Empati yang tadinya ada bisa langsung hilang. Sebaliknya, mereka akan meminta empati kepada partner untuk membuat dirinya spesial kembali.

11. Monolog
Seorang narsis akan selalu mem-fokuskan setiap tindakan kedalam dirinya, termasuk perbincangan. Tidak peduli hal apa yang kamu bicarakan sebelumnya, mereka akan mengambil kesempatan untuk mengambil alih topik yang berbeda sekalipun. 

Hello siapa nama kamu ?
12. Tidak Ada Ketertarikan Terhadap Orang Lain
Apabila suatu saat memiliki partner yang selalu berbicara tentang dirinya tanpa bertanya balik kepada lawan bicara. Boleh jadi dirinya merupakan seorang narsis. Seseorang yang terikat secara emosional sudah pasti memiliki ketertarikan kepada partnernya. Namun tidak dengan narsis.

13. Kepentingannya Adalah Raja
Cobalah penuhi segala keinginan dan kebutuhan si narsis, biasanya partner akan dilayani bagai raja. Mereka adalah ahli dalam membuat seseorang menjadi spesial. Karena semuanya adalah tentang kepuasan atau birahinya atas kontrol, kekuasaan, uang, cinta dan sex. 

14. Butuh Perhatian Penuh
Fantasinya terhadap diri sendiri akibat rasa ketidakamanan atau keamanan yang berlebihan membuatnya harus terus selalu diperhatikan. Mereka akan mengancam apabila kekurangan perhatian, baik secara verbal maupun non-verbal. Mereka tidak suka apabila partnernya teralihkan oleh yang lain. Karena ia suka menjadi pusat perhatian.

15. Selalu Mengungkit
Selain perhatian, seorang narsis butuh pengakuan dan penghargaan yang berlebihan. Tidak peduli sudah beberapa kali sang partner berterimakasih kepadanya, dia tetap akan mengungkit terus menerus. Dari mulai kesulitan, berapa yang dikeluarkannya, dan setumpuk pengorbanan lainnya.

16. Mengumpulkan Teman Yang Mengidolakan Mereka
Karena narsis menghindari penolakan yang berujung pada ketidaknyamanan, maka si narsis biasanya memiliki teman yang hanya "mem-beo" dengan kepentingannya. Hanya ada dua pilhan bagi mereka, mencintaiku atau engkau iri kepadaku.

17. Tidak Mengerti Batasan
Seorang narsis benci untuk diberitahukan. Terkadang kata-kata "iya" tidak selalu berarti sama. Di pikirannya, sebuah batas adalah perkecualian bagi dirinya. Mereka sewaktu-waktu akan menerabas batasan itu apabila tidak sesuai dengan keinginan dan birahinya.

Kebanyakan ? Atau mungkin masih ada yang lain ? Mungkin beberapa diantaranya pasti pernah menempel dalam diri kita. hehehe... Apabila ke-17 ciri ini ada di diri sendiri, barangkali kita tergolong seorang narsis hardcore. Jika sekedar enam sampai dua belas, barangkali kita tergolong yang standar. Apabila sekedar satu sampai lima, mungkin hanya bibit narsis yang terpendam. 

Nah, apabila ada seseorang dalam hidup kita yang seperti masuk dalam ciri ini, apa yang kita lakukan ? Jika masih dapat ditolerir, maka sebaiknya kita beri "pagar" diri sendiri. Jikalau sifatnya sudah tidak dapat ditolerir, barangkali kita bisa pergi. Bukankah kita sendiri yang dapat menyaring siapa yang datang dan menetap ?

Komentar