Bos, bolehkah aku memberikan pengakuan kepadamu ? Sebuah pengakuan yang sebenarnya aku terlalu malu untuk mengungkapkan. Sungguh ini bukan pengakuan murahan tentang hilangnya ikan pindang beberapa minggu lalu. Tidak !
Tindak pencurian tidak pernah masuk dalam kamusku. Aku bukan bagian dari mereka yang liar, yang tidak tahu cara meminta. Atau setidaknya memindahkan kepemilikan secara lebih manusiawi. Aku bukanlah salah satunya, aku sudah terdidik bersama manusia, karenanya aku sudah lebih beradab. Lagipula untuk apa, toh, aku sudah dicukupkan dengan makanan dan minuman yang engkau sediakan. Karena itu juga aku berterimakasih sebelum memberikan pengakuanku.
Pengakuan ini juga yang mungkin menjawab keresahanmu atas perilakuku yang akhir-akhir ini tergolong aneh. Ini bukan tentang surat balasanmu yang (maaf) biasa-biasa saja itu, lalu kemudian merubah perilaku diriku. Tidak, itu sama sekali tidak merubah apa-apa. Bahkan kedahsyatan yang diciptakan manusia manapun sama sekali tidak merubahku.
Sebelum lebih jauh, aku hendak meminta maaf mengapa tidak menjelaskannya dari awal. Seperti apa yang suratmu sampaikan, untuk menghindari pertikaian yang tidak perlu.
![]() |
Aku lagi males difoto |
Karena seperti yang engkau tahu, komputer alat kita berkomunikasi yang belakangan aku baru tahu namanya, selalu saja tidak pernah istirahat. Kakak dan Adikmu, bosku yang lain, tidak pernah membuat alat itu menganggur. Sehingga menyulitkanku untuk mencuri pakai. Semoga kamu mau mengerti alasan yang aku ajukan, Bos.
Begitu juga dengan smartphone yang tidak pernah jauh dari genggamanmu. Itu sangat sulit bagiku menciptakan tulisan yang memang harus dikerjakan dengan penuh rahasia. Kadang aku hendak sedikit lancang bertanya tentang kebiasaanmu yang awet menatap benda itu. Jika boleh kuterka, kurasa ada betina yang mengganggu pikiranmu hingga engkau mau berlama-lama menatap gawai itu, begitukan Bos ? Hehehehe
Semoga kamu mengganggapnya lawakan semata, bukan semacam sindiran untuk mengakhiri masa jomblo. Jangan, Bos... "I Feel You" sebagai manusia. Aku mengira betapa rumitnya hidup manusia dalam menghadapi betina dengan keinginan-keinginannya. Ah, andai engkau di dunia kucing, Bos. Barangkali engkau cukup menajamkan cakar dan melatih otot untuk kemudian menjadi alpha male. Pastilah dari pertarungan ke pertarungan, satu atau dua betina sudah engkau dapatkan tanpa berpusing-pusing. Ah, tapi itu soal lain...
Terpenting sekarang adalah menjelaskan mengapa akhir-akhir ini aku sering menyendiri. Bukan seperti halnya kaummu yang mudah galau itu, Bos. Hanya karena urusan sepele bernama betina, tidak. Tapi ini soal perasaanku yang akhir-akhir ini menjadi kacau akibat fungsi biologis di sekitar perut kebawah agak terganggu.
Seperti yang engkau bisa bayangkan Bos, tanpa teknologi kita tidak akan pernah terhubung. Kamu hanya menerka-nerka keluhan dan suasana hatiku hanya lewat kode-kode yang aku keluarkan. Apa engkau tidak merasa ada perubahan dari bunyi "meong" yang terdengar sedih atau sendu ?
Kamu harus peka itu, Bos ! Mungkin hal itulah yang membuatmu jomblo hingga sekarang. Kepekaanmu itu yang sebenarnya harus ditajamkan. Hehehehe Ini hanya bercanda ya, Bos...
Mungkin engkau berpikir akhir-akhir ini aku malas lebih dari biasanya. Seperti lebih sering tidur daripada biasanya. Asal Bos tahu, aku tidak tidur hanya untuk mencari mimpi yang tidak pernah menjadi kenyataaan. Seperti yang biasa bangsamu lakukan apabila sedang frustrasi ataupun depresi, tidak. Tidur itu sekedar mengalihkan rasa sakit yang aku rasakan.
Oh ya, lupakan ujaranku tentang bangsamu tadi, Bos, karena aku yakin kamu adalah perkecualian dari bangsamu. Hehehehe
Sebagai sesama pejantan, sebenarnya aku tidak perlu malu untuk berbicara terbuka dan memberikan pengakuan atas apa yang terjadi dengan kemaluan, atau biasa duniamu sebut secara luas sebagai penis. Lagipula kepada siapa lagi aku berbicara selain kepada majikan sekaligus teman. Di lain sisi, terkadang ada kekhawatiran atas pelabelan buruk tentang diriku. Karena seperti yang engkau tahu, bahwa aku sering menjilat-jilat kemaluan. Ini bukan kegiatan self pleasure yang sering bangsamu lakukan, bukan sama sekali.
Kegiatan itu semata-mata aku lakukan karena ada ganjalan, tepatnya ada cairan, yang betapa telah kurasakan hendak keluar namun nyatanya tidak. Ini sangat mengganggu buatku. Itu mengapa engkau kerap mendapatiku bolak-balik sering buang air kecil. Padahal, asal engkau tahu, urinku sama sekali tidak memancur ! Perasaan yang mengganggu itu apabila sudah tidak tertahankan lagi akan membuatku ngompol. Urin itu menetes dengan sendirinya, menyecer dimana-mana dan menimbulkan bau tidak sedap. Aku menjadi tidak enak denganmu dan keluarga atas ketidaksopanan ini. Tapi mau bagaimana lagi, aku sendiri tidak mengerti akan keadaan ini. Aku tidak punya kendali atas keadaan yang menimpaku.
Puncak kegalauanku yang terparah adalah saat penisku mengeluarkan urin bercampur darah. Ya, darah, yang berwarna merah itu, Bos ! Sakit, benar-benar sakit di tempat yang tidak menyenangkan. Aku yakin jika engkau terkena itu pasti akan menggelepar menangisi keadaan. Betapa tidak, aset yang paling berharga sebagai pejantan, yang seharusnya dilindungi dan dijaga harus cidera ! Hal itu pula yang seringkali membuat hari-hariku berantakan. Itu mengapa aku menjadi malas makan.
Sebagai tuan sekaligus teman yang kuanggap bijak bestari dan penuh perhatian, rasanya aku yakin engkau tidak menganggapnya sebagai curhatan betina yang terkadang cukup didengar. Tetapi lebih kepada saran-saran dan solusi untuk disegerakan. Entah dengan cara apa aku memohon yang lebih beradab dari bangsa kucing yang bisa berkomunikasi dengan manusia, selain...
TOLONG AKU, BOS !
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan jejak berupa komentar. Tetapi ingat, hargai pengunjung lain dengan sopan dalam berkomentar.